Nabi Yusuf ‘Alaihissalaam (Terjemah Khulashatul Anba’ fi Qashashil Anbiya’ oleh Dr. Hisham Al-Kamil Hamid Asy-Syafi’i Al-Azhari)
Nabi Yusuf disebutkan di 26 ayat dalam Al-Qur’an, dan kisah beliau berada di satu surat untuk memisahkan. Allah berfirman: “Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.” (QS. Yusuf:7).
Nasabnya: beliau adalah Yusuf bin Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim ‘alaihissalaam. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Yang mulia anaknya orang mulia, anaknya orang mulia, anaknya orang mulia adalah Yusuf bin Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim ‘alaihimussalaam.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lahir: beliau lahir di Negara Syam.
Yusuf dan mimpinya: ayahnya Ya’kub terkenal dengan tafsir mimpi. Pada suatu malam, Nabi Yusuf bermimpi ada sebelas bintang, matahari, dan bulan sedang bersujud kepadanya, kemudian beliau menceritakan perihal mimpinya kepada ayahnya. Nabi Ya’kub pun senang dan mengetahui bahwa sang anak memiliki kedudukan agung. Nabi Ya’kub pun berpesan kepada Nabi Yusuf agar tidak menceritakan perihal mimpinya kepada para saudaranya. Allah berfirman: “(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku. Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Yusuf:4-5).
Yusuf dan saudara-saudaranya: Nabi Ya’kub memiliki banyak anak dan mencintai Nabi Yusuf melebihi yang lain sehingga saudara-saudaranya merasa cemburu. Mereka pun berencana untuk memisahkan Yusuf dengan ayahnya. Sebagian dari mereka berkata: “Kita bunuh saja dia”, sedangkan yang lain berkata: “Kita buang saja dia ke sumur, nanti dia akan mati atau diambil oleh seorag musafir”. Mereka pun sepakat dengan rencana ini. Mereka memohon kepada ayah mereka agar Yusuf diizinkan bermain bersama mereka. Nabi Ya’kub memperbolehkan dengan syarat Nabi Yusuf harus dijaga. Lalu mereka pulang dengan membawa gamis Yusuf yang dilumuri dengan darah palsu. Mereka pura-pura menangisi hilangnya Yusuf dan mengaku kepada ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan serigala.
Selamatnya Yusuf: ada para pengembara yang lewat dan mengulurkan sebuah timba ke dalam sumur. Ketika itu Nabi Yusuf bergantung kepada tali dan naik ke atas. Para pengembara itu merasa senang dan kemudian menjual Yusuf sebagai budak kepada seorang menteri di Mesir dengan harga yang sangat murah.
Yusuf dan istri menteri: Menteri itu berpesan kepada istrinya agar menjaga dan mendidik Yusuf dengan baik. Sang istri terpesona dengan Yusuf. Allah telah menganugerahkan ketampanan yang agung kepada Yusuf. Setan membisiki istri menteri sehingga ia berhias dan menutup pintu-pintu dab berkata kepada Yusuf: “Kemarilah!”, Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik". Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23). Nabii Yusuf segera berlari namun perempuan itu menahan gamisnya dan mengoyaknya dari belakang. Ketika beliau membuka pintu, datanglah sang menteri dan seorang lelaki lain. Yusuf terdiam dan sang istri mengaku bahwa Yusuf ingin merusak kehormatannya. Yusuf berkata: “Dia yang menggodaku”. Lelaki yang bersama sang menteri berkata: “Jika bajunya sobek dari depan maka istrimu benar, namun jika bajunya sobek dari belakang, maka Yusuf benar dan istrimu berbohng”. Sang menteri pun mengetahui kebenarannya, dan memerintahkan agar sang istri memohon ampunan.
Kabar para wanita di kota: kabar mengenai istri menteri tersebut tersebar di kota dan para perempuan membicarakan tentang sang istri yang menggoda pelayannya. Sang istri menteri pun mengumpulkan para perempan tersebut dan memberikan pisau dan apel kepada masing-masing dari mereka. Dia memerintahkan kepada Nabi Yusuf untuk keluar menemui mereka. Ketika mereka melihat Nabi Yusuf, mereka mulai memandangnya dengan rasa takjub sampai-sampai mereka memotong tangan mereka sendiri dan mengalir darahnya. Mereka berkata: “Ini bukanlah manusia, ini adalah malaikat agung”. Istri sang menteri pun membuktikan bahwa meskipun Yusuf adalah seorang budak, namun ketampanannya tidak bisa dideskripsikan.
Yusuf di penjara: sangat mengherankan, Nabi Yusuf yang jujur dan mulia mendapatkan balasan berupa dijebloskan ke dalam penjara padahal beliau bebas dari tuduhan sang istri menteri. Di dalam penjara, beliau diberi wahyu kenabian dan ilmu oleh Allah. Beliau dipenjara bersama dua orang laki-laki. Yang satu adalah pelayan menteri dan yang satu lagi tukang roti sang menteri. Suatu hari kedua orang itu bermimpi dan meminta Nabi Yusuf untuk menafsirkan mimpi mereka. Sang pelayan menteri bermimpi memeraskan anggur untuk sang menteri, dan sang tukang roti bermimpi ada seekor burung yang memakan roti di atas kepalanya. Yusuf menjawab bahwa sang pelayan akan dikeluarkan dari penjara dan kembali menjadi pelayan menteri dan sang tukang roti akan dilenyapkan dan kepalanya di makan burung. Kedua penafsiran itu terbukti, dan Nabi Yusuf berpesan kepada sang pelayan agar memohon sang menteri untuk mengangkat kedzaliman yang ditimpakan atas beliau.
Mimpi sang menteri: setelah bertahun-tahun Nabi Yusuf hidup dalam penjara, sang menteri bermimpi ada 7 sapi gemuk dan 7 sapi kurus keluar dari sungai, kemudian yang kurus memakan yang gemuk. Sang menteri pun bangun dari tidurnya dan meminta kepada pengiringnya untuk menafsirkan mimpi tersebut. Saat itu, si pelayan teringat akan nabi Yusuf dan pergi menemuinya untuk menanyakan tafsir mimpi tersebut. Kemudian ia kembali dan sang menteru amat senang. Adapun tafsiran Nabi Yusuf mengenai mimpi tersebut adalah bahwa akan datang suatu masa yang mana Mesir akan memiliki biji-bijian dan buah-buahan yang melimpah selama tujuh tahun, lalu setelah itu datang masa tujuh tahun paceklik, dan Nabi Yusuf mengisyaratkan untuk menyimpan cadangan makanan. Sang menteri takjub akan penafsiran tersebut dan memerintahkan agar Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara. Namun Nabi Yusuf menolak sampai kebebasan beliau atas tuntutan menjadi jelas. Sang menteri pun menghadirkan para perempuan dan istrinya. Istrinya mengakui bahwa Nabi Yusuf telah terdzalimi dan dia lah yang telah menggodanya namun Nabi Yusuf menolak. Nabi Yusuf meminta kepada menteri agar diserahi urusan perbendaharaan hasil bumi karena sesungguhnya beliau orang yang dapat menjaganya dan mengetahui urusannya. Nabi Yusuf telah diutus menjadi nabi ketika beliau berada di penjara.
Saudara-saudara Yusuf di Mesir: saudara-saudara Nabi Yusuf datang ke Mesir dan memohon untuk diperbolehkan membeli biji-bijian. Nabi Yusuf mengenali mereka, mereka berkata kepada Nabi Yusuf: “Kami ini anak-anak Ya’kub, kami punya adik yang hilang ketika masih kecil dan satu lagi (Bunyamin) kami tinggalkan bersama ayah kami”. Nabi Yusuf mensyaratkan agar membawa adiknya tersebut untuk mendapatkan biji-bijian. Nabi Yusuf juga memerintahkan orang-orangnya untuk membawakan biji-bijian di karung mereka tanpa mereka merasa. Setelah mereka sampai, barulah mereka menyadarinya bahwa Nabi Yusuf membawakan mereka biji-bijian secara cuma-cuma. Mereka pun meminta Ya’kub agar memberikan Bunyamin kepada mereka untuk dilihat oleh raja Mesir sehingga mereka mendapatkan biji-bijian lagi. Saat itu, di Palestina sedang musim kering. Nabi Ya’kub mengizinkan dengan syarat mereka masuk dari pintu yag berbeda.
Upaya Nabi Yusuf untuk meminta saudaranya tinggal: ketika saudara-saudara Yusuf datang kembali bersama Bunyamin, Nabi Yusuf memberi tahu kepada Bunyamin bahwa beliau adalah saudaranya dan mengatakan agar tidak takut atas apa yang terjadi. Nabi Yusuf memerintahkan kepada orang-orangnya agar meletakkan wadah minum kerajaan di karung Bunyamin. Ketika mereka keluar, orang-orang istana memanggil mereka: “Berhentilah, kami kehilangan wadah minum kerajaan”, saudara Yusuf menjawab: “Kami tidak datang untuk mencuri, jika kalian menemukan barang kalian pada salah satu di antara kami, maka ambillah dia sebagai budak”. Ini adalah syariat mereka, bahwasanya pencuri harus menebus barang yang dicuri”. Mereka para orang istana mulai mencari wadah itu di karung mereka dan menemukannya di karung Bunyamin. Saudara-saudara Yusuf pun amat sedih dan berusaha mengganti Bunyamin dengan salah satu dari saudara yang lain. Ayah mereka Ya’kub telah hilang penglihatannya, dan permintaan mereka ditolak.
Kembalinya penglihatan Nabi Ya’kub: saudara-saudara Nabi Yusuf kembali ke Palestina dan menceritakan apa yang telah terjadi kepada ayah mereka, namun Nabi Ya’kub tidak memercayainya. Mereka pun kembali ke Mesir dan memohon dengan sungguh-sungguh kepada Nabi Yusuf agar mengembalikan Bunyamin kepada mereka karena ayah mereka sakit dan tidak dapat melihat. Kemudian Nabi Yusuf sudah tidak bisa menyembunyikan isentitasnya lagi dan akhirnya memberi tahu mereka bahwa beliau adalah Yusuf saudara mereka. Mereka pun bertaubat dan menyesali apa yang telah mereka perbuat dahulu. Nabi Yusuf memaafkan dan mengampui saudara-ssaudaranya, kemudian memberikan baju beliau kepada mereka untuk diberikan kepada ayahnya supaya penglihatannya kembali, dan memerintahkan mereka untuk pindah ke Mesir berikut seluruh keluarganya. Ketika mereka telah sampai di Palestina, Nabi Ya’kub merasa ada bau Nabi Yusuf. Kemudian beliau diberi bajunya Nabi Yusuf dan kembalilah penglihatan beliau. Saudara-saudara Yusuf berkata: “Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". (QS. Yusuf: 97).
Mimpi yang menjadi kenyataan: Nabi Ya’kub dan saudara-saudara Nabi Yusuf memenuhi ajakan Nabi Yusuf untuk pindah ke Mesir. Kemudian Nabi Yusuf membawa kedua orang tuanya ke sebelahnya. Mereka semua bersujud kepada Nabi Yusuf untuk menghormatinya dan memuliakannya. Nabi Yusuf pun merasakan nikmat-nikmat Allah dan berkata kepada ayahnya bahwa mimpinya telah menjadi kenyataan, beliau diberi risalah kenabian, ilmu, dan kerajaan. Mereka semua pun tinggal di Mesir.
Wafatnya beliau: Nabi Yusuf wafat pada usia 110 tahun di Mesir. Beliau berwasiat kepada saudara-saudaranya untuk membawa serta jasad beliau jika mereka keluar dari mesir supaya dimakamkan bersama ayah dan kakek-kakeknya di Al-Khalil. Jasad beliau dipindahkan ketika rombongan Nabi Musa dan Bani Isra’el keluar dari Mesir menuju Palestina.
Faedah: Nabi Yusuf dan Bunyamin adalah saudara seayah dan seibu dari Rahel.
Komentar
Posting Komentar