Kisah Nabi Shalih 'Alaihissalaam (Terjemah Khulashatul Anba' di Qashashil Anbiya' karya Dr. Hisyam Kamil Hamid)

 


Nabi Shalih ‘alaihissalaam

Nabi Shalih disebutkan 9 kali dalam Al-Qur’an.

Nasabnya: beliau adalah Shalih bin ‘Ubaiyd bin Masyih bin ‘Ubayd bin Harid bin Tsamud bin Atsir bin Iram bin Sam bin Nuh ‘alaihissalaam.

Kaumnya: Allah mengutus beliau kepada Kaum Tsamud yang mana paham akidah menyembah berhala tumbuh subur di antara mereka. Mereka adalah golongan orang Arab yang tinggal di Al-Hijr, sebuah daerah antara Hijaz dan Tabuk. Rasulullah SAW pernah lewat di daerah ini saat beliau hendak ke Tabuk. Kaum Tsamud adalah generasi setelah Kaum ‘Ad. Allah berfirman di Surah An-Naml ayat 45: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru): "Sembahlah Allah". Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan.”

Mereka disebut Ashaabul Hijr karena tempat tinggal mereka terbuat dari batu.

Dakwah beliau: Nabi Shalih berjuang untuk membimbing kaumnya agar meninggalkan penyembahan berhala. Kaum Tsamud meminta Nabi Shalih agar mendatangkan mu’jizat berupa unta yang keluar dari perut gunung. Nabi Shalih pun meminta agar kaumnya menepati janji mereka untuk beriman kepada Allah jika apa yang mereka minta terwujud, dan mereka pun mengiyakan. Kemudian unta yang mereka minta benar-benar menjadi kenyataan, namun mereka kufur. Nabi Shalih memberi syarat agar unta tersebut diberi minum sehari, dan boleh diperah susunya sehari.

Beberapa orang yang kufur berpikir untuk membunuh unta tersebut agar bisa menghilangkan bukti kekufuran mereka dan kebenaran Nabi Shalih. Mereka menyembelih unta itu dan memakannya, namun rasanya sangat pahit. Nabi Shalih memberi peringatan kepada mereka akan turunnya adzab setelah tiga hari. Mereka keluar setiap hari menunggu turunnya adzab. Pada hari pertama, wajah mereka menguning. Hari kedua, wajah mereka memerah, dan pada hari ketiga, menghitam. Setelah itu, datanglah adzab berupa suara yang sangat keras dari langit dan gempa yang sangat dahsyat dari bumi sehingga mereka semua mati. Yang selamat hanya Nabi Shalih dan orang-orang beriman yang jumlahnya 120. Allah berfirman pada Surah Asy-Syams ayat 11-15: “(Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulnya) karena mereka melampaui batas, ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka, lalu Rasul Allah (Saleh) berkata kepada mereka: ("Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya". Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah).dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.”

Wafatya: Nabi Shalih hidup di Palestina semenjak kehancuran kaumnya sampai beliau wafat. Dikatakan juga bahwa beliau pindah ke Tanah Haram dan menetap di sana sampai beliau wafat.

Sebagian Ulama’ berkata bahwa ketika kaum seorang nabi telah hancur, maka nabi mereka pergi beribadah kepada Allah ke Ka’bah sampai wafatnya. Oleh sebab itu sebagian pendapat mengatakan bahwa Nabi Nuh, Nabi Hud, dan Nabi Shalih dimakamkan di antara Rukun Yamani dan Maqam Ibrahim di Ka’bah. Wallahu A’lam.


Referensi terjemah ayat: 

www.tafsirweb.com

sultonimubin.blogspot.com

Komentar